Pages

HATI-HATI DENGAN PUJIAN

HATI-HATI DENGAN PUJIAN

Oleh Admin LP2ES

Setiap manusia mengharapkan apa yang diinginkannya tercapai. Ada yang
berharap lulus ujian sekolah, menjadi pejabat, memiliki handphone bagus
atau pakaian serba mewah, dan berbagai harapan yang menjadikannya
dihormati orang lain. Ada pula yang beribadah dan melakukan kedermawanan
sosial dengan bergelimang sorotan media massa atau perhatian dari
orang-orang disekitarnya.
Apakah semua itu perlu dan untuk siapa? Apakah karena Allah atau karena
ingin pujian manusia?
Saudaraku, luangkanlah waktu sejenak saja untuk bertafakur. Koreksi
kembali setiap aktivitas atau amal ibadah yang dilakukan. Apakah karena
Allah atau untuk mencari pujian manusia semata. Karena tidak sedikit orang
yang melakukan segala cara untuk memperoleh harta dan jabatan ataupun
ketika beribadah, hanya untuk pujian makhluk. Padahal amal ibadah kita
bisa hancur lebur seandainya kita merasa senang dengan pujian itu.
Hati-hatilah dengan pujian, sekiranya ada yang memuji maka kembalikanlah
segera kepada Allah dan beristigfar. Insya Allah dengan demikian kita
terhindar dari penyakit uzub (merasa diri lebih dari yang lain).
Pujian berlebihan juga bisa menjadikan amal tidak lagi karena Allah. Yang
akhirnya menimbulkan riya’ (pamer atau ingin dilihat amalnya) dan
sum’ah (ingin popularitas). Misalnya, seseorang shalat hanya ingin
dipuji oleh temannya, bersedekah hanya karena ingin disebut sebagai orang
yang dermawan, membaca al-Quran dengan suara yang lantang agar disanjung
orang lain.
Riya’ jika mencampuri amal, akan membatalkan amalan itu. Selanjutnya
menjadikan ia terhijab dari cahaya Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya,
"...... Maka barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Rabbnya, maka
hendaklah dia mengamalkan amal yang shalih dan jangan menyekutukan Rabbnya
dengan seseorang dalam beribadah."  (QS al-Kahfi [18]: 110).
Cukuplah Allah tempat kita berharap, karena dialah yang menentukan
segala-galanya. Tidak layak kita merasa bangga dengan amal yang diperbuat,
karena segala amal itu mutlak karena kekuasaan Allah dan rahmatnya. Taubat
dan syukur harus terus diperbanyak atas amal yang telah diperbuat agar
terhindar dari sifat riya’.
Semoga kita termasuk orang yang berhati-hati dalam menerima pujian. Tidak
mencari pujian dalam setiap amal ibadah yang dilakukan dan menjaga setiap
aktivitas agar senantiasa bersih dari riya’ dan sum`ah. Wallahu
a`lam bisshawab.
--------------------------------------------------
Semoga Bermanfaat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar